Berbulan Bulan Tidak Terima Gaji,Honorer Lombok Timur Ancam Turun Kejalan

Berbulan Bulan Tidak Terima Gaji,Honorer Lombok Timur Ancam Turun Kejalan
SAKSI HUKUM INDONESIA.COM ll LOMBOK TIMUR – NTB | Rasa penat,keluh dan kesah yang dirasakan para honorer di Lombok Timur mulai muncak , mengakibatkan para honorer angkat bicara dan meluapkan kekecewaan karena belum terima gaji.23/09/2023
Peningkatan Mutu Pendapatan Daerah terus dipacu dan digencarkan oleh seluruh OPD yang menopang anggaran pendapatan,akan tetapi tidak seimbang dengan terjadinya protes oleh para honorer yang hingga saat ini belum menerima gaji,kerja bagai kuda gaji kayak kura kura kalimat yang diucapkan salah seorang honorer kantor camat sakra N(Samaran).
Beritahukan saja ke pemerintah daerah,bahwa kami para honorer lelah,cape dan menguras tenaga , keringat dan pikiran untuk berjuang demi anak anak kami,keluarga kami juga demi membantu melayani masyarakat yang ada,akan tetapi pada kenyataannya apakah seperti ini derita yang harus kami alami sebagai seorang honorer di daerah ini,yang dimana tahun tahun terakhir ini padahal pemerintah daerah tengah gencarkan pendapatan disana sini dari berbagai sektor pajak dan retribusi dan sudah lumayan banyak peningkatannya,lalu kapan kami akan menerima hak gaji kami,kenapa sedemikian sulitnya kami dapatkan hak kami,haruskah kami semua turun kejalan”tuturnya.
Pemerintah Daerah sangat tidak adil dalam menyikapi persoalan kesejahteraan para honorer seperti kami,giliran pada berebut jabatan sangat unggul lakukan pencitraan sana sini , sangat berwibawa , sopan dan santun dalam bertutur kata dan berpribahasa bahkan brgitu indah terdengar tentang pemerintah selalu mendapat beragam penghargaan , akan tetapi ternyaya berbanding terbalik dari apa yang kami dengar dan lihat selama ini,gaji para honorer saja sampai sebegitu sulit dipikirkan.Jam kerja kami sama dengan ASN atau pegawai negeri lainnya,keringat , tenaga dan pikiran kami bahkan kadang sama sama kami gunakan demi tanggung jawab kerja kami, mana dia kesejahteraan yang harus diraih dari tanggung jawab pengabdian yang selama ini para honorer di Lombok Timur harapkan , kemana harus kami adukan keluh kesah kami,”ungkap N(Samaran).
Jangankan untuk memenuhi kebutuhan keluarga untuk pasilitas , beli bahan bakar transfortasi kami saja sulit.dimana hati nurani bapak bapak pemangku kebijakan kenapa nasib kami harus selalu begini , menjadi bagian dari yang kadang terus membantu,terus dipacu tanggung jawab kerja, terus dielus elus dengan bahasa pengabdian.saya yakin semua honorer merasakan hal yang sama keluh kesah yang sama juga,dimana keberadaan para pemangku kebijakan atas nasib nasib kami sebagai honorer,”terangnya.