Tangis Rakyat Setelah Pemilu, Dihadapkan Dengan Harga Beras Melambung Tinggi

Kenaikan drastis harga beras telah memicu kekhawatiran yang meluas di kalangan masyarakat.Dalam menghadapi situasi ini, para pakar mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah yang efektif.

“Jangan sampai karena kita masih sedang sibuk pemilu, pemerintah menjadi lalai atau lambat dalam menangani hal ini karena berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia,” ujar Dahlan Sapa

Harga beras medium di sejumlah pasar di Kota Medan, Sumatera Utara, naik menjadi Rp 15.000 hingga Rp 16.000 per kilogram. Harga itu naik Rp 2.000 dalam dua minggu terakhir. Warga mengeluhkan kenaikan harga beras yang juga berbarengan dengan kenaikan harga kebutuhan pokok lain, seperti cabai merah dan telur.

SEBANYAK 40,6% responden survei Indikator Politik Indonesia menyatakan kondisi ekonomi Indonesia buruk. Hal itu dinilai imbas kondisi di lapangan.

“Jawabannya sangat terang-benderang yaitu ada kenaikan harga beras,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara virtual, beberapa hari yang lalu.

“Harga telur sekarang Rp29.000 hingga Rp30.000, gula pasir sekarang Rp18.000 per kilogram. Minyak eceran dari Rp14.000 jadi Rp16.000,” papar Rizki.

Sementara itu, Bu Sri salah satu pembeli sekaligus pedagang warteg mengatakan mau tidak mau beras adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan setiap hari. Kenaikan itu diharapkan dapat segera diatasi oleh pemerintah.

“Harga beras naik jauh banget dari biasanya. Kalau bisa diturunkan karena kan saya dagang. Mau jual ke orang susah karena daya belinya sedikit,” tutur Bu Sri .

Pemerintah harusnya bersikap tegas terhadap pelaku pasar,dan pengusaha yang sengaja menimbulkan ketidak seimbangan harga sekarang.

BACA JUGA:  Satgas Preventif OMB Kapuas Polda Kalbar menurunkan Polwan Laksanakan Patroli Humanis Menjelang Pemilu 2024

Kepada pak presiden Jokowi,” kami rakyat kecil sangat berpengaruh kehidupan sehari-hari kami,belum lagi kita akan menghadapi bulan ramadhan ini sudah dekat, tutur Bu sari.”

Selain faktor eksternal seperti perubahan iklim, terdapat pula masalah struktural dalam kebijakan pangan di Indonesia yang perlu segera ditangani. Ia menekankan perlunya kedaulatan pangan dan ketahanan pangan sebagai prioritas jangka panjang.

“Ini PR-nya sangat banyak seperti bagaimana proses produksi, kesedian pupuk, lahan, sekarang ditambah lagi cuaca atau kekeringan yang menyebabkan penurunan produksi,” beber Dahlan Sapa.

Centre for Strategic and International Studies (CSIS) juga menekankan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan perkembangan kenaikan harga beras dan mengambil langkah-langkah yang cepat dan terukur.

Menurut peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Adinova Fauri kelangkaan beras disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, cuaca buruk telah menunda musim tanam sementara pemerintah salah memprediksi waktu panen.

Kedua, meskipun ada stok beras namun stok tersebut sangat terbatas, yang membuat harga naik. Namun, karena ada kebijakan Harga Eceran Tertinggi membuat perusahaan tidak bisa menjual di tingkat HET.

“Akibatnya, tidak ada persediaan di pasar modern, hanya ada di pasar-pasar tradisional yang memang menjual dengan harga pasar,” terangnya.

Faktor lain adalah keterlambatan respon pemerintah dalam mengimpor beras karena gagal memprediksi waktu panen dan harga di pasar internasional yang sudah tinggi.

“Akibatnya, harga di pasar internasional sudah tinggi ketika pemerintah ingin melakukan impor untuk meredam harga beras dipasaran,”tutur Dahlan Sapa

CSIS menyarankan beberapa langkah yang harus diambil pemerintah. Pertama, relaksasi Harga Ecerean Tertinggi (HET) untuk meningkatkan ketersediaan beras di pasar. Kedua, evaluasi ulang pendataan produksi dan stok beras untuk menentukan langkah kebijakan selanjutnya.

BACA JUGA:  Personel Band Noah Terkesan Berwisata ke Goa Sunyaragi Cirebon

“Jika diprediksi belum ada panen raya hingga Maret/April, maka kebijakan pemberian bantuan pangan perlu dievaluasi kembali terutama karena stok semakin sedikit,” ujarnya.

Selain itu, perluasan mitra dagang juga diperlukan untuk memudahkan impor beras sebelum terlambat dan mengurangi kelangkaan di pasar.

Mungkin Anda juga menyukai