SPPG Panen Resto Tutup, Ribuan Siswa Tulungagung Kehilangan Makan Bergizi

Tulungagung,-Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Panen Resto Tulungagung terpaksa tutup sementara, menyebabkan ribuan siswa kehilangan akses program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penutupan ini terjadi setelah dua relawan kunci, seorang akuntan dan seorang ahli gizi, mengundurkan diri, padahal keduanya memegang peran vital dalam operasional dapur.
Agus Suswantoro, Sekretaris Satgas Percepatan Program MBG Tulungagung, menjelaskan bahwa penutupan terjadi karena miss komunikasi internal di SPPG. “Tanpa kedua relawan ini, operasional dapur tidak bisa berjalan, sehingga Badan Gizi Nasional (BGN) memutuskan menutup sementara Panen Resto,” ungkap Agus, Jumat (29/9/2025).
Dampak dari penutupan ini paling dirasakan oleh siswa SMAN 1 Kedungwaru, yang baru dua minggu menerima suplai makan siang dari Panen Resto. Program MBG di sekolah tersebut tiba-tiba dihentikan sejak Senin, 15 September 2025, meninggalkan ribuan siswa tanpa asupan gizi seimbang. Guru dan wali murid mengaku prihatin, karena program MBG selama ini mendukung kesehatan dan konsentrasi belajar anak.
Agus menegaskan, Satgas MBG Tulungagung telah melakukan evaluasi bersama Deputi BGN Pusat pada Minggu, 28 September 2025. Evaluasi mencakup mekanisme internal SPPG, manajemen relawan, dan kelanjutan distribusi MBG. Tujuannya adalah memastikan dapur kembali beroperasi dan tidak ada siswa lagi yang kehilangan akses makan bergizi.
SPPG Panen Resto merupakan bagian dari target 80 SPPG yang harus berdiri di Tulungagung. Saat ini baru 29 SPPG aktif. Agus menekankan, keberlanjutan program MBG adalah prioritas utama pemerintah daerah dan BGN, karena terkait kesehatan, pertumbuhan, dan prestasi akademik anak sekolah.
“Evaluasi BGN tidak hanya soal operasional, tapi dampak nyata bagi siswa. Kami ingin memastikan program MBG benar-benar sampai ke tangan anak-anak, tanpa hambatan,” tegas Agus.
Penutupan sementara SPPG Panen Resto menjadi sorotan publik, mengingat pentingnya koordinasi internal, manajemen relawan, dan kesiapan SPPG lain agar program MBG tidak terganggu di sekolah-sekolah lain di Tulungagung.(Ft)