Kepala Desa Tawing Gelar Pagelaran Wayang Kulit, Ajak Warga Tolak Anarkisme & Jaga Persatuan

TULUNGAGUNG,-Suasana Desa Tawing, Kecamatan Gondang, Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (2/9/2025) malam, dipenuhi ribuan warga yang antusias menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dalam rangka Bersih Desa sekaligus peringatan HUT RI ke-80.

Pagelaran istimewa ini digelar oleh Pemerintah Desa Tawing, dipimpin langsung Kepala Desa Tawing, Nanang Setiawan, S.E., sebagai bentuk syukur sekaligus sarana pelestarian budaya.

Pertunjukan menghadirkan lakon Wahyu Ponco Tunggal yang dibawakan dalang kondang Ki Eko Kondho Prisdianto, serta lawakan segar khas Percil Cs yang sukses menghidupkan suasana dari awal hingga akhir acara.

Kepala Desa Tawing, Nanang Setiawan, menjelaskan bahwa wayang kulit bukan sekadar hiburan, melainkan media pendidikan moral, sosial, dan budaya.

> “Wayang kulit bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan. Lakon Wahyu Ponco Tunggal dipilih karena mengajarkan nilai kepemimpinan, persatuan, dan menjaga spiritualitas di tengah tantangan zaman,” ungkap Nanang.

Ia juga mengajak seluruh warga untuk selalu menjaga kerukunan, menolak segala bentuk provokasi maupun tindakan anarkis, serta memperkuat silaturahmi demi Tulungagung yang aman dan damai.

> “Mari kita bersama menjaga persatuan, jangan mudah dipecah-belah, dan katakan tidak pada tindakan anarkis yang merusak keharmonisan masyarakat,” tegasnya.

Acara ini turut dihadiri Bupati Tulungagung, H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas inisiatif Desa Tawing melestarikan budaya sekaligus menyampaikan pesan moral bagi masyarakat.

Bupati Gatut Sunu juga menegaskan komitmennya dalam memenuhi janji pembangunan, salah satunya pengaspalan hotmix akses jalan di Desa Tawing agar mobilitas warga lebih lancar dan perekonomian desa meningkat.

BACA JUGA:  Satgas Operasi Mantap Praja Kapuas 2024 Polda Kalbar Laksanakan Pengamanan Rapat Pleno Terbuka Penetapan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Provinsi Kalbar

> “Dengan jalan yang baik, saya yakin perekonomian akan tumbuh dan kesejahteraan masyarakat semakin terasa,” ujar Bupati.

Pagelaran yang berlangsung semalam suntuk ini menjadi bukti bahwa warisan budaya tradisional seperti wayang kulit tetap relevan di tengah modernisasi. Pesan-pesan moral dalam lakon Wahyu Ponco Tunggal dipandang sesuai dengan situasi saat ini, di mana penguatan karakter dan persatuan bangsa menjadi kebutuhan utama.

Acara ditutup dengan seruan bersama untuk menjaga Tulungagung tetap kondusif, aman, dan damai, serta menjadikan seni tradisi sebagai benteng moral masyarakat.(Ft)

Mungkin Anda juga menyukai