Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Dua Ambulans Nurul Hayat Siaga, Puluhan Santri Masih Dicari

Sidoarjo,-Proses evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, hingga Selasa malam pukul 22.20 WIB masih terus berlangsung. Dua unit ambulans dari Nurul Hayat dikerahkan untuk bersiaga penuh, mendampingi tim medis dan SAR di lokasi reruntuhan.

Koordinator lapangan Nurul Hayat menegaskan pihaknya siap melakukan tindakan darurat setiap saat.

> “Kami mendampingi tim medis dan SAR, siap mengevakuasi korban maupun melakukan rujukan ke rumah sakit. Mohon doa dan support agar evakuasi berjalan lancar dan korban tidak bertambah,” ujarnya.

Senin pagi–siang (29/9/2025) | Pekerja melakukan pengecoran lantai atas musala ponpes. Pembangunan ini disebut sudah berjalan sekitar 9–10 bulan.

Sekitar pukul 15.00 WIB (Senin, 29/9/2025) | Saat santri melaksanakan Salat Ashar berjemaah, bangunan musala tiba-tiba roboh. Puluhan santri tertimbun reruntuhan.

Malam hari (Senin, 29/9/2025) | Tim SAR, BPBD, TNI-Polri, relawan, dan warga mulai melakukan evakuasi. Ambulans dan alat berat disiagakan, namun penggunaannya dibatasi demi mencegah runtuhan susulan.

Selasa pagi–siang (30/9/2025) | Proses pencarian korban berlanjut. Data korban diperbarui, tim medis menangani korban luka, dan aparat memantau kondisi bangunan.

Selasa malam, pukul 22.20 WIB (30/9/2025) | Evakuasi masih berjalan. Dua ambulans Nurul Hayat siaga di lokasi, mendukung tim medis dan SAR.

BNPB mencatat hingga Selasa malam pukul 22.20 WIB, 102 jiwa berhasil dievakuasi. Dari jumlah itu, 1 orang meninggal dunia, sementara 77 korban luka-luka telah dirawat di berbagai rumah sakit di Sidoarjo.

Namun, masih ada 38 orang yang diduga terjebak di dalam reruntuhan.

> “Tim gabungan masih melakukan pencarian terhadap 38 orang yang dilaporkan belum ditemukan,” kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

BACA JUGA:  Cek Kesiapan Seluruh Panitia Dan Peserta Kapolda Cup 2024, Kabid TIK Polda Kalbar  Pimpin Technical Meeting Di Balai Kemitraan Polda Kalbar

BNPB menilai peristiwa ini sebagai kegagalan teknologi konstruksi.

> “Insiden ini termasuk kegagalan teknologi. Ke depan, penerapan standar keselamatan konstruksi harus benar-benar diperhatikan,” tegas Abdul Muhari.

Sementara itu, BPBD Sidoarjo menekankan bahwa pemantauan struktur bangunan rawan runtuh dan penyiapan jalur evakuasi korban menjadi fokus utama di lapangan.

> “BPBD bersama tim gabungan terus melakukan operasi pencarian dan evakuasi. Assessment lokasi dan pemantauan struktur bangunan menjadi prioritas,” ungkap petugas.

Pengasuh Ponpes Al-Khoziny, KHR Abdus Salam Mujib, menyatakan robohnya bangunan terjadi saat tahap akhir pembangunan.

> “Ini pengecoran yang terakhir saja, itu jebol. Proses pembangunan sudah lama, sekitar sembilan sampai sepuluh bulan,” ujarnya.

Tragedi ini memicu duka mendalam. Dukungan doa, bantuan logistik, dan tenaga relawan terus berdatangan dari masyarakat. Lembaga sosial, termasuk Nurul Hayat, memastikan akan terus mendampingi proses evakuasi hingga seluruh korban ditemukan.(Ft)

Mungkin Anda juga menyukai