Pemdes Bono Boyolangu Gelar Posyandu Kesehatan Jiwa Rutin untuk Warga ODGJ: Sinergi Poskeswa, PKK, dan Kader Kesehatan Tingkatkan Pelayanan Inklusif

Tulungagung,-Pemerintah Desa Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, terus menunjukkan kepedulian nyata terhadap warganya yang tergolong Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan mental dan fisik yang berkesinambungan, Pemdes Bono secara rutin menggelar Posyandu Kesehatan Jiwa setiap bulan, yang kini menjadi agenda tetap desa.

Kegiatan ini dilaksanakan bekerja sama dengan Poskeswa Desa Bono, serta melibatkan kader kesehatan desa, tim PKK, dan perawat kesehatan. Setiap posyandu menyediakan pemeriksaan tekanan darah (tensi), pemberian obat-obatan, konsultasi kesehatan mental, dan pendampingan bagi keluarga pasien agar perawatan di rumah berjalan efektif.

Lurah Bono, Moezamil Jamil, S.Sos., M.M., menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar formalitas administratif, tetapi bagian dari tanggung jawab nyata pemerintah desa untuk menjamin hak kesehatan seluruh warganya, khususnya kelompok rentan yang sering terabaikan.

> “Kegiatan ini rutin tiap bulan, seperti posyandu. Kami bekerja sama dengan Poskeswa Desa Bono dalam pemeriksaan tensi dan pemberian obat bagi warga ODGJ. Kader kesehatan, PKK, dan perawat desa juga terlibat secara aktif agar penanganan tepat sasaran dan maksimal,” jelas Moezamil Jamil, Selasa (7/10/2025).

Ia menambahkan, Posyandu Kesehatan Jiwa tidak hanya berfokus pada pengobatan medis, tetapi juga menjadi sarana edukasi dan pendampingan psikososial bagi keluarga pasien. Dengan demikian, keluarga dapat memahami cara mendukung proses penyembuhan, mengurangi kekambuhan, dan memberikan dukungan emosional yang tepat bagi anggota keluarga ODGJ.

Menurut Moezamil, program ini juga bertujuan untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental, sekaligus menekan stigma negatif terhadap ODGJ yang masih kerap muncul di lingkungan sosial. Sinergi antara Poskeswa Desa Bono, Pemdes Bono, kader kesehatan, PKK, dan perawat desa menjadi contoh nyata kolaborasi lintas sektor di tingkat desa, di mana setiap pihak memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas hidup warga.

BACA JUGA:  Harap Perbasi Gelar Event Skala Nasional di Gowa 

> “Kami ingin memastikan semua warga, termasuk mereka yang memiliki kondisi khusus, mendapatkan perhatian yang layak. Pemerintah desa hadir bukan hanya untuk membangun infrastruktur, tetapi juga untuk melayani, melindungi, dan mendampingi masyarakat,” tegas Moezamil.

Manfaat Posyandu Kesehatan Jiwa tidak berhenti pada aspek medis. Kegiatan ini juga memberikan pembekalan dan sosialisasi kesehatan mental kepada masyarakat umum, termasuk kader desa dan anggota PKK, sehingga setiap lapisan warga dapat memahami dan terlibat dalam menjaga kesehatan jiwa sesama. Dengan demikian, Desa Bono mampu menciptakan lingkungan inklusif yang peduli, aman, dan suportif bagi ODGJ.

Selain itu, keberadaan posyandu rutin memudahkan tenaga medis dan pemerintah desa dalam pendataan, pemantauan, dan perencanaan program kesehatan jangka panjang. Data yang terkelola dengan baik membantu menentukan kebutuhan obat, jadwal pemeriksaan, dan identifikasi warga yang memerlukan perhatian lebih intensif.

Lurah Moezamil menegaskan bahwa komitmen Pemdes Bono terhadap kesejahteraan warga ODGJ adalah bagian dari visi desa yang menempatkan pembangunan manusia dan sosial sebagai prioritas utama, sejajar dengan pembangunan infrastruktur fisik.

> “Kami berharap Posyandu Kesehatan Jiwa ini menjadi inspirasi bagi desa lain di Kabupaten Tulungagung. Kepedulian terhadap manusia harus sejajar dengan pembangunan fisik,” ujarnya.

Dengan program yang terencana, rutin, dan melibatkan banyak pihak, Pemdes Bono berhasil menghadirkan layanan kesehatan mental yang komprehensif, inklusif, dan berkelanjutan, sekaligus menunjukkan bahwa perhatian terhadap warga ODGJ adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, tenaga kesehatan, kader desa, PKK, dan masyarakat.

Kegiatan rutin ini menegaskan bahwa Pemerintah Desa Bono tidak hanya membangun desa secara fisik, tetapi juga membangun kualitas hidup, kesehatan, dan kesejahteraan sosial bagi seluruh warganya, tanpa terkecuali. Dengan Posyandu Kesehatan Jiwa yang rutin, desa mampu menjadi contoh pelayanan publik berbasis kepedulian sosial, profesionalisme, dan inklusivitas.(Ft)

Mungkin Anda juga menyukai