Pagelaran Seni dan Budaya, Tangkal Masuknya Aliran Kepercayaan di NTB
MATARAM NTB – Sebagai upaya melestarikan seni dan budaya, Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Mataram bersama Sekhe Trune Truni (STT) Tresna Bhakti Batu Dawe menyelenggarakan Pagelaran Seni dan Budaya, Rabu (8/5/2024).
Melalui kegiatan pagelaran Seni dan Budaya ini, diharapkan sebagai wadah merawat dan menjaga kerukunuan antar umat beragama, serta untuk merajut tali persaudaraan, persatuan, dan kesatuan masyarakat, dalam menjaga kambitmas menjelang Pemilihan Kepala Daerah Pilkada serentak pada bulan November 2024 mendatang.
Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Mataram dan Sekhe Trune Truni (STT) Tresna Bhakti Batu Dawe berhasil menyelenggarakan Pagelaran Seni dan Budaya yang dilaksanakan di Pura Maksan Batu Dawe Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan Ampenan Kota Mataram.
Pada Acara yang merupakan kolaborasi antara PC KMHDI Mataram Bersama STT Tresna Bhakti Batu Dawe ini, menampilkan beragam atau berbagai ekspresi seni yang memukau.
Dengan menghadirkan guest star yaitu NAVARA band dan juga special ferformance dari Fire Dance KMHD Universitas Bumigora, dan sukses menarik perhatian masyarakat.
Dalam sambutannya, Ketua PC KMHDI Mataram, I Putu Eka Widiantara mengungkapkan, kegiatan ini menjadi satu bukti bahwa Kota Mataram Khususnya Lingkungan Batu Dawe memiliki ruang ekspresi seni dan budaya yang bernafaskan keagamaan.
Agar dapat terus berkembang serta ditampilkan menjadi daya tarik hiburan, terutama sebagai media memperkuat iman dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Kota Mataram terbentuk dari berbagai unsur suku, budaya dan latar belakang agama yang beragam, maka toleransi dan sikap saling menghormati satu sama lain harus menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat,” ujarnya.
Ia Berharap agar sinergi dan kolaborasi ini menjadi inspirasi bagi para pemuda dan pemudi dalam melestarikan seni dan budaya.
“Dengan pagelaran seni dan Budaya ini, kita tidak hanya mewarisi kekayaan budaya secara turun-temurun, tetapi juga menjaga identitas kita dari pengaruh budaya asing dan kepercayaan baru. Mari kita jaga bersama warisan berharga nenek moyang kita yang menjadi kebanggaan kita di negeri tercinta ini,” ujar Eka.
Sementara itu, Perwakilan dari forum Alumni KMHDI NTB, I Dewa Bagus Saka Putra S.Kom, menyampaikan, apresiasinya terhadap kolaborasi ini.
Menurutnya, Pagelaran seni dan Budaya ini bukan hanya sebuah acara biasa, namun juga merupakan bentuk kebanggaan dan apresiasi terhadap seni dan budaya yang kaya di Indonesia.
Kolaborasi antara PC KMHDI Mataram dan STT Tresna Bhakti Batu Dawe menjadi bukti nyata akan kekuatan sinergi dalam melestarikan warisan budaya bangsa.
“Kolaborasi antara KMHDI dan STT ini membawa harapan akan terus berlanjutnya program-program yang menginspirasi dan memotivasi generasi muda untuk menuju Indonesia emas,” tegas Dewa Bagus Saka Putra.
Dengan kesuksesan pagelaran seni dan budaya ini diharapkan, sebagai semangat dalam melestarikan seni dan budaya akan terus berkobar di kalangan generasi muda, sebagai bagian dari upaya memperkokoh keberagaman dan identitas budaya bangsa.
“Melalui pagelaran seni dan budaya yang dilaksanakan ini, kita sebagai generasi penerus telah mewarisi budaya lokal secara turun temurun, dan acara ini juga dapat menangkal adanya budaya luar yang masuk bahkan aliran kepercayaan yang lain dan dapat mempengaruhi budaya kita, jangan sampai itu terjadi”.
“Mari kita lestarikan bersama apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang yang merupakan kebanggaan bersama di Negara yang kita cintai ini,” harapnya.
Dari sisi lain, pagelaran seni dan budaya ini merupakan bagian dari upaya untuk merajut persaudaraan, persatuan, dan kesatuan masyarakat.
Serta untuk mengajak semua pihak agar terus menjaga silaturahmi dan memelihara persatuan, dalam mewujudkan terjaganya kamtibmas terutama menjelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Pilkada serentak pada November 2024 mendatang.
Namun demikian, seperti diketahui, terkait perkembangan aliran kepercayaan yang dinilai seringkali menjadi pemicu terjadinya konflik sosial, dan kemudian berujung pada aksi pengusiran warga terhadap jamaah/penganut aliran kepercayaan tersebut.
Sehingga untuk mencegah timbulnya konflik sosial yang dipicu oleh aliran Kepercayaan ini, pemerintah Nusa Tenggara Barat telah membentuk PAKEM pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan dalam masyarakat.
Selain itu juga pemerintah telah menerbitkan surat edaran bersama tiga Menteri terkait organisasi masyarakat yang mengatur salah satunya dengan pendirian rumah ibadah, ujarnya.
Tampak Hadir dalam acara pegelaran seni dan budaya ini, berbagai tokoh masyarakat, seperti Ketua Banjar Batu Dawe, Lurah Tanjung Karang, dan perwakilan Forum Komunikasi Umat Beragama FKUB, perwakilan Penyelenggara Bimas Hindu, Kementerian Agama Hindu Kota Mataram.
( KORLIP NTB )