Keistimewaan Surat Al Kahfi Dalam Menangkal Fitnah Dajjal

Drs.Maman Supriatman,M.Pd.

saksihukumindonesia.com-Syekh Dr. Yusuf Qardhawi (alm) pernah mengatakan bahwa Dajjal adalah sosok yang digunakan Allah SWT untuk menguji hambaNya di akhir zaman pada masa penuh fitnah.

Dalam Hadits dari Abu Umamah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada ujian di muka bumi sejak Allah ciptakan Adam, yang lebih besar melebihi fitnah Dajjal. Dan sungguh, setiap Allah mengutus seorang Nabi, pasti dia akan mengingatkan umatnya dari bahaya Dajjal.” (HR. Ibnu Majah, 4215).

Oleh karena itu, Rasulullah SAW memberi perhatian sangat besar kepada umatnya agar membentengi diri dari dahsyatnya fitnah dajjal, dengan benteng pertahanan yang berlapis.

Pertama, berdo’a di setiap tahiyyat akhir.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Jika salah seorang di antara kalian melakukan tasyahud, mintalah perlindungan pada Allah dari empat perkara: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari kejelekan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (HR. Muslim, 588).

Kedua, menghafal 10 Ayat pertama Surat Al-Kahfi.

Dari Abu Darda’, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda:

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ

Barangsiapa menghafal sepuluh Ayat pertama dari Surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal” (HR. Muslim, 809).

(Dalam Hadits lain Riwayat Ahmad, 10 Ayat terakhir).

Ketiga, membaca seluruh Surat Al-Kahfi pada hari Jum’at:

Dalam Hadits dari Abu Sa’id Al Khudri disebutkan:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Barangsiapa yang membaca Surat Al-Kahfi pada malam Jum’at, dia akan disinari cahaya antara dia dan Ka’bah.
(HR. Ad-Darimi 2: 546).

Juga dari Abu Sa’id Al-Khudri, Nabi SAW bersabda:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ

Barangsiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, dia akan disinari cahaya di antara dua Jum’at.”
(HR. Baihaqi, 3: 249).

BACA JUGA:  PT Jasa Raharja Cabang Sulsel Menyerahkan Santunan Rp58,81 Miliar di Semester I 2024

Ketika Sampah Merajalela

Diriwayatkan dalam ash-Shahiihain dari Ummu Habibah binti Abi Sufyan, dari Zainab binti Jahsy RA, bahwasanya pada suatu hari Rasulullah SAW datang kepadanya, beliau berkata:

Laa ilaaha illallaah, celakalah orang Arab karena kejelekan telah dekat, hari ini dinding penghalang Ya’-juj dan Ma’-juj telah terbuka seperti ini.” (Beliau melingkarkan kedua jarinya; ibu jari dan telunjuknya). Zainab binti Jahsy berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kami akan binasa sementara di antara kami masih ada orang-orang yang shalih?’ Beliau menjawab, ‘Ya, apabila kejelekan merajalela.’” (Shahiih Muslim, bab Dzikrud Dajjal (XVIII/68-69, Syarh an-Nawawi).

Siapakah mereka yang diberi julukan الخبث dan mengapa diberi julukan itu?

Syekh Imran memaknai الخبث dalam Hadits di atas sebagai “sampah“, yang dalam terjemahan di atas diartikan sebagai ” kejelekan”. 

Mereka disebut sampah karena memiliki mata namun tidak dapat melihat, memiliki telinga namun tidak dapat mendengar, memiliki hati namun tidak dapat mengerti.

“Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (QS. Al-A’raf: 179).Mereka menjadi sampah karena mereka adalah orang-orang yang sesat dan menyesatkan orang lain. Mereka menjadi sampah, karena tidak memiliki Nur dalam hatinya.Berdasarkan beberapa Hadits yang dikutip di atas, membaca Surat Al-Kahfi pada hari Jum’at akan memberi Nur (Cahaya) yang dengannya kita bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh orang yang tidak memiliki Nur.Dalam Surat An-Nur Ayat 35, Allah mengabarkan bahwa Dia adalah pemberi Cahaya langit dan bumi, dan memberikan Cahaya itu kepada siapa yang dikehendakiNya.

Nur inilah yang memberikan kapasitas bashirah, untuk melihat dengan mata hati, intuisi atau internal-insight sehingga dapat melihat realitas dunia di balik yang tampak oleh penglihatan mata eksternal.

BACA JUGA:  Polda Jatim Gelar Razia Hiburan Malam Jelang Tahun Baru 

Kapasitas ini adalah kebalikan dari kapasitas yang dimiliki dajjal, yang melihat dunia hanya dengan sebelah mata. “Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia.” (QS. Ar-Rum: 7).

Ketika sampah merajalela, maka kehancuran akan terjadi.

Bagaimana Nur Menangkal Fitnah Dajjal?

Pentingnya Nur ini, karena ada Hadits yang menjelaskan bahwa di antara fitnah Dajjal yang sangat besar adalah kemahiran tipu dayanya ‘menyulap’ kebenaran dengan kebatilan.

“Sungguh aku tahu apa yang ada bersama Dajjal, bersamanya ada dua sungai yang mengalir. Salah satunya secara kasat mata berupa air putih, dan yang lainnya secara kasat mata berupa api yang bergejolak. Bila ada yang menjumpainya, hendaklah mendatangi yang ia lihat berupa api dan hendaklah menutup mata, kemudian hendaklah menundukkan kepala lalu meminumnya. Karena, sesungguhnya itu adalah air dingin.” (HR. Muslim, 2934)

Dalam Hadits lain disebutkan:

إِنَّ مَعَهُ مَاءً وَنَارًا فَنَارُهُ مَاءٌ بَارِدٌ وَمَاؤُهُ نَارٌ فَلاَ تَهْلِكُوا

Sesungguhnya bersamanya ada air dan api, apinya adalah air dingin dan airnya adalah api. Karena itu janganlah kalian binasa.”
(HR. Bukhari, 7130).

Maknanya, Dajjal diberi kemampuan untuk menyamarkan realitas dengan penampakan lahirnya. Apa yang tampak sebagai api, realitas sebenarnya adalah air. Sedangkan apa yang tampak sebagai air, realitas sebenarnya adalah api.

Kemahiran tipu dayanya telah membuat banyak orang merasa sedang menempuh jalan ke Surga, padahal sebenarnya sedang menuju Neraka. Sebaliknya, dajjal mampu membuat jalan yang sebenarnya menuju Neraka, tapi dibuatnya seolah-olah jalan menuju Surga.

Rekayasa dan tipu daya Dajjal semakin sempurna, karena bersamanya diberikan kemampuan materi yang berlimpah. Dukungan materi yang melimpah bisa semakin mengaburkan kebenaran dan kebatilan.

Tidak heran, mayoritas pengikut Dajjal adalah mereka yang tidak lagi memiliki kemampuan untuk memilih mana yang hak dan mana yang batil. Kebenaran dan kebatilan menjadi samar, sehingga makin banyak orang yang menjadi ragu untuk memilih mana yang hak dan mana yang hoax.

Dengan Nur, api akan tampak sebagai api, air akan tampak sebagai air, kebenaran akan tampak sebagai kebenaran, kebatilan akan tampak sebagai kebatilan, yang hak akan tampak sebagai hak, yang hoax akan tampak sebagai hoax, jalan menuju Surga akan tampak sebagai jalan Surga, jalan menuju Neraka akan tampak sebagai jalan Neraka, Al-Masih palsu (Dajjal) akan tampak sebagai penyelamat palsu, dan Al-Masih Asli (Nabi Isa AS) akan tampak sebagai Penyelamat Sejati.

BACA JUGA:  Agar Pilkades Serentak Aman Dan Damai, Jumardi, "Saya Minta Pemerintah Tegakkan Aturan Jangan Ada Intervensi".

Cobalah Jatuh Cinta pada Al-Qur’an

Solusi yang diajukan Ilmu Akhir Zaman untuk menghadapi dahsyatnya fitnah dajjal, cobalah untuk mulai jatuh cinta pada Al-Qur’an.

Selain berdo’a di setiap tahiyyat akhir, menghafal 10 Ayat pertama (atau 10 Ayat terakhir) Surat Al-Kahfi, membaca seluruh Surat Al-Kahfi pada hari Jumat, juga mengkhatamkan pembacaan Al-Qur’an minimal sebulan sekali dengan metode lunar yang mengikuti siklus bulan.

Pembacaan Al-Qur’an adalah kewajiban minimal setiap Muslim sebelum mempelajarinya. Jika tidak, apa yang disinyalir Al-Qur’an berikut ini mungkin sudah terjadi.

“…Mereka yang terjebak dalam waktu teknologi yang bergerak lebih cepat, tidak lagi memiliki waktu yang cukup untuk mengaji Al-Qur’an sebagaimana semestinya ia dibacakan, yaitu, dari depan sampai ke belakang satu kali dalam sebulan.”

“Al-Qur’an telah mencatat keluhan Nabi Muhammad SAW kepada Allah, bahwa umatnya elah meninggalkan Al-Qur’an.”

وَقَا لَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰ نَ مَهْجُوْرًا

(QS. Al-Furqaan: 30).

Dan di Hari itu Rasulullah akan mengatakan: ‘Ya Tuhanku, lihatlah, umatku telah menelantarkan Al-Qur’an ini!

“Bukti paling pertama dari pengkhianatan terhadap Al-Qur’an adalah ketika umat Islam tidak lagi membacakan Al-Qur’an sesuai dengan cara yang ditetapkan Ilahi sebagaimana semestinya ia harus dibacakan.”

“Akibat dari pengkhianatan terhadap Kitab Allah ini, mereka tidak saja tidak dapat mempelajari Al-Qur’an, tetapi juga Al-Qur’an tidak akan dapat menyediakan bagi mereka Hijab yang akan memisahkan mereka dari dunia yang tak berketuhanan, dan juga juga tidak bisa menyekat dan melindungi mereka dari banyak marabahaya yang terus bermunculan di akhir zaman.” (Imran N. Hosein, AL-QUR’AN DAN BULAN Metodologi Ilahi dalam Mengkhatamkan Al-Qur’an di Setiap Bulan, 2020: 83-84).

والله اعلم

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *